Perlu kita pahami bahwa manusia (Mikrokosmos) adalah miniatur alam semesta (Makrokosmos); luas, dalam dan tidak dapat di jangkau sepenuhnya. Maka menyerang kepribadian seseorang secara liar bukan lah keputusan yang arif.
Engkau boleh membedah manusia dengan pisau bedah yang bernama Psikologi, Filsafat, Antropologi atau apapun itu. Tapi engkau juga harus mengerti, manusia bukan lah buku yang bisa kau tuntaskan; manusia itu lautan.
Apabila kau temui suatu titik dimana seolah-olah engkau memahami seseorang, tidak lain itu hanyalah bersifat dugaan, atau kecuali hanya sebagian kecil dari keseluruhan tentangnya.
Mungkin engkau pernah mendengar. Bahwa setiap manusia memiliki satu, dua atau lebih hal yang hanya ia dan Tuhannya yang tahu — dalam kata lain, ia merahasiakannya. Terlepas dari motif dibaliknya.
Itu lah mengapa manusia di sebut lautan atau miniatur alam semesta. Manusia menyimpan sebuah potensi. Dan apabila potensi itu mengemuka, dapat memberi dampak besar kepada luar dirinya. Persis seperti gunung berapi dan lautan apabila ia berang. Senafas dengan ucapan seorang pemikir revolusioner: orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya.
Hal ini berbeda apabila engkau menemui satu persoalan, dimana seseorang itu berpotensi merugikan orang lain. Engkau boleh menjabarkan dugaan-dugaan atas dirinya — sebagai upaya untuk mencegah potensi perugian terjadi. Namun pengungkapan dugaan ini tidak boleh sembarang engkau kemukakan. Misalnya, engkau perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi. Sebab, sungguh tidak berperasaan menguliti manusia dihadapan publik.
Engkau perlu memperhatikan bahwa manusia memiliki perasaan; yang membuat ia akan kehilangan muka jika engkau mengulitinya tanpa pertimbangan. Tetapi, alangkah arifnya engkau. Apabila engkau memilih untuk diam atau sekurang-kurangnya mengungkapkan dengan cara yang halus (subtil). Hal ini dapat mencegah potensi pertikaian. Sebab, dewasa ini, betapa banyak yang bercepat mulut, yang rela menjual keburukan manusia lain buat kepentingan pribadinya (opportunis). Berjalanlah — engkau akan tahu kedalaman-kedalaman manusia yang tidak dapat di jangkau oleh manusia lainnya.
Comments
Post a Comment